Minggu, 02 November 2014

TUGAS KELOMPOK ETIKA PROFESI AKUNTANSI #

Judul Jurnal     : ETIKA & PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK
Penulis             : Mudrika Alamsyah Hasan / Dosen FE Universitas Riau
                          Pekbis Jurnal, Vol.1, No.3, November 2009: 159-167

ETIKA & PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK
Mudrika Alamsyah Hasan
Dosen FE Universitas Riau

ABSTRAK
Tulisan ini menguraikan tentang etika profesi akuntan publik yang merupakan karakteristik dari suatu profesi yang membedakan dengan profesi yang lain dan yang berfungsi mengatur tingkah laku para anggotanya. Profesi akuntan publik saat ini tengah menghadapi berbagai sorotan tajam dari masyarakat, terlebih setelah terungkapnya kasus manipulasi yang dilakukan perusahaan Enron yang merupakan tonggak pemicu terjadinya krisis kepercayaan dalam profesi akuntan. Tulisan ini difokuskan terutama untuk menjawab bagaimana peranan etika profesi dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan publik. profesional bagi akuntan publik adalah prilaku untuk bertanggung jawab terhadap profesinya, diri sendiri, peraturan, undang-undang, klien, dan masyarakat termasuk para pemakai laporan keuangan.
Key Words : Etika profesional, akuntan publik

PENDAHULUAN

Dalam menjalankan profesinya, seorang akuntan diatur oleh suatu kode etik akuntan. Kode etik akuntan yaitu norma perilaku yang mengatur hubungan antara akuntan dengan para klien, antara akuntan dengan sejawatnya, dan antara profesi dengan masyarakat. Akuntan publik sebagai pihak yang bebas dan tidak memihak (independen ) dalam melakukan pemeriksaan yang objektif atas laporan keuangan dan menyatakan pendapatnya atas kewajaran laporan keuangan, sangat diperlukan jasanya oleh masyarakat pengguna laporan keuangan. Guna meningkatkan kepercayaan pemakai jasa profesi akuntan publik sebagaimana layaknya yang mereka harapkan, maka perlu adanya kode etik akuntan, termasuk kode etik bagi akuntan publik. Dengan adanya kode etik, para akuntan publik dapat menentukan mana perilaku yang pantas (etis) ia lakukan dan mana yang tidak pantas ( tidak etis). Penetapan kode etik oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
sebagai satu-satunya organisasi profesi di Indonesia, merupakan upaya dalam rangka penegakan etika, dalam hal ini khususnya bagi akuntan publik. Berkembangnya profesi akuntan publik, telah banyak diakui oleh berbagai kalangan masyarakat. Sedikit tidaknya masyarakat dunia usaha telah menggantungkan kebutuhan bisnisnya dengan jasa akuntan publik. Seiring dengan perkembangan tersebut, muncul pula suatu fenomena baru di tengah kehidupan bisnis masyarakat kita akhir-akhir ini. Meskipun IAI sudah menetapkan kode etik bagi akuntan termasuk akuntan publik, tetapi masih tetap ada pelanggaranpelanggaran etika. Adanya pelanggaran-pelanggaran etika ini tentu saja menimbulkan krisis kepercayaan terhadap profesi akuntan publik itu sendiri. Ini merupakan tantangan bagi akuntan publik pada masa yang akan datang untuk tetap mempertahankan citra profesinya di mata masyrakat. Oleh karena itu sudah sewajarnya diperlukan penegakan etika bagi akuntan publik, terlebih lagi setelah munculnya krisis kepercayaan tersebut. Dengan adanya penegakan etika, diharapkan mampu menghilangkan krisis kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan publik.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan
beberapa masalah sebagai berikut:
1.Sejauhmana perlunya penegakan etika bagi akuntan publik.
2.Faktor-faktor apa yang berpengaruh terhadap penegakan etika akuntan publik.
3.Bagaimana tanggung jawab IAI dalam upaya penegakan etika profesi akuntan, khususnya akuntan publik.


TINJAUAN TEORITIS
Etika, Profesi dan Peran Kode Etik
Di Indonesia etika diterjemahkan menjadi kesusilaan karena sila berarti dasar, kaidah atau aturan, sedangkan su berarti baik, benar dan bagus. Selanjutnya, selain kaidah etika masyarakat juga terdapat apa yang disebut dengan kaidah profesional yang khusus berlaku dalam kelompok profesi yang bersangkutan. Oleh karena merupakan konsensus, maka etika tersebut dinyatakan secara tertulis atau formal dan selanjutnya disebut “kode etik”. Sifat sanksinya juga moral psikologik, yaitu dikucilkan atau disingkirkan dari pergaulan kelompok profesi yang bersangkutan (Arens :2008). Chua et al, (dalam jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 2000), dalam konteks etika profesi, mengungkapkan bahwa etika profesional juga berkaitan dengan perilaku moral. Dalam hal ini perilaku moral lebih terbatas pada pengertian yang diliputi kekhasan pola etis yang diharapkan untuk profesi tertentu. Dengan demikian, yang dimaksud etika dalam konteks makalah ini adalah tanggapan atau penerimaan seseorang terhadap suatu peristiwa moral tertentu melalui proses penentuan yang kompleks dengan penyeimbangan pertimbangan sisi dalam (inner) dan sisi luar (outer) yang disifati oleh kombinasi unik dari pengalaman dan pembelajaran dari masing-masing individu, sehingga dia dapat memutuskan tentang apa yang harus dilakukannya dalam situasi tertentu.
 Keberadaan kode etik yang menyatakan secara eksplisit beberapa kriteria tingkah laku yang khusus terdapat pada profesi, maka dengan cara ini kode etik profesi memberikan beberapa solusi langsung yang mungkin tidak tersedia dalam teori-teori yang umum. Di samping itu dengan adanya kode etik, maka para anggota profesi akan lebih memahami apa yang diharapkan profesi terhadap anggotanya. Kewajiban untuk mematuhi kode etik ini berlaku untuk semua akuntan, termasuk akuntan publik. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Etis Akuntan Publik Griffin dan Ebert (1998) mendefinisikan perilaku etis sebagai perilaku yang sesuai dengan norma-norma sosial yang diterima secara umum sehubungan dengan tindakan-tindakan yang bermanfaat dan yang membahayakan. Mc-Conell (dalam Nurhayati 1998), menyatakan bahwa perilaku kepribadian merupakan karakteristik individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, karakteristik yang dimaksud meliputi : sifat, kemampuan, nilai, keterampilan, sikap serta intelegensi yang muncul dalam pola perilaku seseorang. Jadi perilaku merupakan perwujudan atau manifestasi karakteristik seseorang dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam hubungannya dengan akuntan publik, berdasarkan Jurnal Riset Akuntansi Indonesia (edisi 2001) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang memungkinkan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku etis akuntan, termasuk akuntan publik. Faktor-faktor tersebut antara lain :
1. Faktor Posisi / Kedudukan.
Ponemon (1990) menunjukkan bahwa semakin tinggi posisi / kedudukan di KAP ( dalam hal ini Partner dan Manajer) cenderung memiliki pemikiran etis yang rendah, sehingga berakibat pada rendahnya sikap dan perilaku etis mereka.
2. Faktor imbalan yang diterima ( berupa gaji / upah dan penghargaan/insentif)
Pada dasarnya seseorang yang bekerja, mengharapkan imbalan yang sesuai dengan pekerjaannya. Karena dengan upah yang sesuai dengan pekerjaannya, maka akan timbul pula rasa gairah kerja yang semakin baik dan ada kecenderungan untuk bekerja secara jujur disebabkan ada rasa timbal balik yang selaras dan tercukupi kebutuhannnya. Selain gaji/upah, seseorang yang bekerja membutuhkan penghargaan atas hasil karya yang telah dilakukan, baik penghargaan yang bersifat materil maupun non materil. Jika ia mendapatkan penghargaan sesuai dengan karyanya maka si pekerja akan berbuat sesuai aturan kerja dalam rangka menjaga citra profesinya baik di dalam maupun diluar pekerjaannya .
3.Faktor Pendidikan (formal, nonformal dan informal)
Sudibyo (1995 dalam Khomsiyah dan Indriantoro 1997) menyatakan bahwa pendidikan akuntansi (pendidikan formal) mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku etis akuntan publik.
4. Faktor organisasional (perilaku atasan, lingkungan kerja, budaya organisasi,
hubungan dengan rekan kerja). Komitmen atasan merupakan wibawa dari profesi, bila atasan tidak memberi contoh yang baik pada bawahan maka akan menimbulkan sikap dan perilaku tidak baik dalam diri bawahan sebab ia merasa bahwa atasannya bukanlah pemimpin yang baik (Anaraga 1998). Lingkungan kerja turut menjadi faktor yang mempengaruhi etika individu. Lingkungan kerja yang baik akan membawa pengaruh yang baik pula pada segala pihak, termasuk para pekerja, hasil pekerjaan dan perilaku di dalamnya.
5.Faktor Lingkungan Keluarga
Pada umumnya individu cenderung untuk memilih sikap yang konformis/ searah dengan sikap dan perilaku orang-orang yang dianggapnya penting (dalam hal ini anggota keluarga). Kecenderungan ini antara lain di motivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik. Jadi jika lingkungan keluarga bersikap dan berperilaku etis, maka yang muncul adalah sikap dan perilaku etis pula (Azwar 1998 : 32 ).
6. Faktor Pengalaman Hidup
Beberapa pengalaman hidup yang relevan dapat mempengaruhi sikap etis apabila pengalaman hidup tersebut meninggalkan kesan yang kuat. Apabila seseorang dapat mengambil pelajaran dari pengalaman masa lalunya maka akan menumbuhkan sikap dan perilaku yang semakin etis .
7.Faktor Religiusitas
Agama sebagai suatu sistem, mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap karena ia meletakkan dasar konsep moral dalam individu. Setiap agama mengajarkan konsep sikap dan perilaku etis, yang menjadi stimulus dan dapat memperteguh sikap dan perilaku etis.
8.Faktor Hukum (sistem hukum dan sanksi yang diberikan).
Kasir (1998), berpendapat bahwa hukum yang berlaku pada suatu profesi hendaklah mengandung muatan etika agar anggota profesi merasa. Demikian halnya dengan sanksi yang dikenakan harus tegas dan jelas sehingga anggota cenderung tidak mengulang kesalahan yang sama dalam kesempatan yang berbeda.
9. Faktor Emotional Quotient (EQ).
EQ adalah bagaimana seseorang itu pandai mengendalikan perasaan dan emosi pada setiap kondisi yang melingkupinya. EQ lebih penting dari pada IQ. Bagaimanapun juga seseorang yang cerdas bukanlah hanya cerdas dalam hal intelektualnya saja, tetapi intelektualitas tanpa adanya EQ dapat melahirkan perilaku yang tidak etis (Goleman, 1997). Berdasarkan faktor-faktor di atas dapat disimpulkan bahwa sikap akan menentukan warna atau corak tingkah laku seorang untuk berperilaku etis dan tidak etis.
Upaya Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Terhadap Penegakan Etika Akuntan Publik.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai satu-satunya organisasi profesi akuntan di Indonesia telah berupaya untuk melakukan penegakan etika profesi bagi akuntan publik. Untuk mewujudkan perilaku profesionalnya, maka IAI menetapkan kode etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode etik tersebut dibuat untuk menentukan standar perilaku bagi para akuntan, terutama akuntan publik (Arens :2008). Al-Haryono Yusuf (2001) menyatakan bahwa kode etik Ikatan Akuntan Indonesia sebagaimana ditetapkan dalam kongres VIII Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) di Jakarta pada tahun 1998, terdiri dari.
1.Prinsip Etika
Terdiri dari 8 prinsip etika profesi, yang merupakan landasan perilaku etika profesional, memberikan kerangka dasar bagi aturan etika, dan mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota, yang meliputi: tanggung jawab profesi, kepentingan publik, integritas, objektivitas, kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, perilaku profesional, dan standar teknis.
2. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik
Terdiri dari independen, integritas dan objektivitas, standar umum dan prinsip akuntansi, tanggung jawab kepada klien, tanggung jawab kepada rekan seprofesi, serta tanggung jawab dan praktik lain.
3. Interpretasi Aturan Etika.
Interpretasi aturan etika merupakan panduan dalam menerapkan etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannnya. Di Indonesia, penegakan kode etik dilaksanakan oleh sekurang-kurangnya enam unit organisasi, yaitu: Kantor Akuntan Publik, Unit Peer Reiew Kompartemen Akuntan Publik-IAI, Badan Pengawas Profesi Kompartemen Akuntan Publik-IAI, Dewan Pertimbangan Profesi-IAI, Departemen Keuangan RI, dan BPKP. Selain keenam unit organisasi tadi, pengawasan terhadap kode etik diharapkan dapat dilakukan sendiri oleh para anggota dan pimpinan KAP. Meskipun telah dibentuk unit organisasi penegakan etika sebagaimana disebutkan di atas, namun demikian pelanggaran terhadap kode etik ini masih ada. Berdasarkan laporan Dewan
Kehormatan dan Pengurus Pusat IAI dalam kongres IAI, pelanggaran terhadap kode
etik dan sengketa secara umum meliputi sebagai berikut :
a.Kongres V (1982-1986), meliputi: publikasi, pelanggaran obyektivitas dan komunikasi.
b.Kongres VI (1986-1994), meliputi: publikasi, pelanggaran obyektivitas dankomunikasi.
c.Kongres VII (1994-1994 ), meliputi: standar teknis, komunikasi danpublikasi.
d.Kongres VIII (1990-1994), meliputi: obyektivitas, komunikasi, standar teknis dan kerahasiaan.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa meskipun IAI telah berupaya melakukan penegakan etika profesi bagi akuntan, khususnya akuntan publik, namun demikian sikap dan perilaku tidak etis dari para akuntan publik masih tetap ada. Hal ini terlihat dari laporan Dewan Kehormatan IAI untuk tiap-tiap periode selalu menunjukkan adanya kasus pelanggaran etika.

Jumat, 26 September 2014

ETIKA PROFESI AKUNTANSI (Softskill)

Nama Kelompok  : Dumont (Novia Santika Rosi & Mistin Herawati)
Kelas                    : 4EB13
Judul buku      : Accounting Ethics Foundations of Business Ethics
Edisi                : 2
Penerbit           : John Wiley & Sons, 2011


SYNOPSIS
This new edition of Accounting Ethics has been comprehensively updated to deal with the significant changes within the accounting profession since 2002; the authors systematically explore the new range of ethical issues that have arisen as a result of recent developments,
including the financial crisis of 2008.

  • Highlights the debates over the use of fair-value accounting and principles- versus rules-based standards
  • Offers a comprehensive overview of ethics in accounting, as well as an examination of and recommendations for solving the current crisis in this field
  • Investigates the nature and purpose of accounting
  • Uses concrete examples and case studies, including current situations
  • Examines the ethical responsibilities of individual accountants as well as accounting firms


Kamis, 10 Juli 2014

Concept Of Time Value Of Money

The concept of tome value of money suggests that the money received at different point of time has different value. The financial manager must appreciate this fact and understand why they are different and how they are made comparable.Time value of money is a concept to understand the value of cash flows occurred at different point of time. For example, if we deposited $ 100 in saving account at 5% annual rate of interest, it will increase to $ 105 at the end of one year. The concept of time value of money is useful in addressing our real life problems relating to planning for future family expenditure. For instance, if we need $ 50,000 after the retirement from job in 15 years, the amount we need to deposit at interest every year from now until the retirement is conveniently determined by using the time value of money concept. Many financial decisions of the firm require a consideration regarding time value of money. In this regard, time value of money concept deserves serious considerations on all financial decisions.

Characteristics Of Entrepreneurship

Entrepreneurship has the following characteristics:

1. Creating New Venture
Entrepreneurship is concerned with creation of new venture with new ideas. Such ventures starts as a small business to satisfy the unfulfilled needs in the market. These new ventures produce something new of value, create new market and new customers.

2. Hard Work And Commitment
Entrepreneurship requires hard work and commitment through devotion of time and efforts. Hard work with enthusiasm is needed to make new ideas, developing plan, determination of required resources. Entrepreneurs have deep sense of personal responsibility and high level of energy.

3. Risk Assumption
Entrepreneurship involves assumption of risks which implies possibility of loss. Probability estimates of the outcome of risk situations are made to calculate risk. Generally, new ventures tend to have high risk and high failure rate. Financial risk, career risk, social risk and psychic risk are involved in entrepreneurship.

4. Reaping Of Rewards

Entrepreneurship results in reaping of rewards. Rewards can be monetary benefits in terms of profit or non-monetary benefits in terms of personal satisfaction, self development, fame, reputation and independence in work. Monetary rewards serve as symbol of achievement and non-monetary rewards provide opportunities to make contribution toward social well-being and get social recognition.

Differences Between Auditing And Accounting

Accounting is related to the collection, recording, analysis and interpretation of financial transactions but auditing refers to the examination of books of accounts along with the evidential documents. There is any differences between Accounting and Auditing :

1. Meaning
Accounting is the act of collecting, recording, analyzing and interpretation of financial transactions but auditing is the act of examination of books of accounts and evidential documents, so as to prove the true and fair view of profitability and financial position.

2. Beginning Of Work
Work of accounting begins when financial transactions take place but work of auditing begins when work of accounting ends.

3. Scope
Accounting prepares profit and loss account and balance sheet and other statements as per the instruction of auditor but auditor checks the books of accounts considering their fairness as well as complying with the provision of company act or not.

4. Nature Of Work
Accounting keeps the record of financial transactions but auditor checks and verifies the books of accounts.

5. Staff
An accountant is a staff of an organization and draws the salary from the business but an auditor is an independent person who is appointed for specific period and gets a sum of remuneration.

6. Preparation Of Report
An accountant does not prepare report after the completion of his task but he has to give information to the management when needed but auditor needs to prepare and present report after the completion of his work to the concerned authority.

7. Responsibility

An accountant remains responsible to the management but an auditor is responsible to the owners or shareholders.

Rabu, 09 Juli 2014

Katakan Tidak pada Golput dan Capres Cawapres 2014

Apa itu yang disebut dengan golput? Berdasarkan sejarahnya, golput merupakan singkatan dari golongan putih yang mana dalam istilah politik di Indonesia golput itu sendiri berawal dari gerakan protes dari para mahasiswa dan pemuda untuk memprotes pelaksanaan Pemilu pada tahun 1971 yang merupakan Pemilu pertama di era Orde Baru. Kala itu pesertanya hanya terdiri dari 10 partai politik, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan Pemilu pada tahun 1955 yang diikuti oleh 172 partai politik. Tokoh yang terkenal memimpin gerakan ini adalah Arief Budiman. Namun, pencetus istilah “Golput” ini sendiri adalah Imam Waluyo. Mengapa memakai istilah “putih”? Karena gerakan ini menganjurkan agar mencoblos bagian putih di kertas atau surat suara di luar gambar parpol peserta Pemilu bagi yang datang ke bilik suara. Sampai dengan sekarangpun masih selalu ada saja beberapa orang yang lebih memilih golput daripada harus menyumbangkan suaranya kepada orang yang salah. Hal itu disebabkan karena faktor kurangnya pengetahuan mengenai dunia politik, kurangnya pemahaman mengenai visi dan misi dari suatu partai atau calon pemimpin, dan kurangnya pengetahuan mengenai calon pemimpin yang ada. Alasan lain selain itu adalah berdasarkan pengalaman yang ada yakni para calon pemimpin yang hanya terlalu banyak dan rajin mengumbar janji saja, dan ketika sudah terpilih menjadi pemimpin nanti bukti nyatanya tidak sesuai dengan yang dijanjikan, bahkan hampir tidak ada. Dengan golput, berarti kita sudah kehilangan hak kita untuk memilih calon pemimpin yang nantinya akan menjadi penyalur aspirasi kita dan dengan golput pulalah berarti dana atau anggaran pemilu dari pemerintah yang sudah dikeluarkan untuk membiayai kertas suara beserta perlengkapannya menjadi sia-sia karena banyak yang tidak terpakai.

CAPRES CAWAPRES 2014

Menjelang Pemilu Pemilihan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden 2014 nanti, terdapat dua pilihan yang ada, yaitu pasangan nomor urut 1 adalah Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, dan pasangan nomor urut 2 adalah Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Menjelang diselenggarakannya pemilu nanti, sudah terlebih dahulu diadakan acara-acara debat antara kedua pasangan capres dan cawapres tersebut mengenai visi dan misi serta kegiatan-kegiatan apa saja yang akan dilakukan nanti ketika terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden. Selama debat berlangsung sejauh ini sudah beberapa sesi yang sudah dilewati kedua pasangan capres dan cawapres tersebut. Sejauh ini pula saya bisa memberikan pendapat saya mengenai kelebihan dan kekurangan dari kedua pasangan tersebut. Mulai dari pasangan nomor urut 1, Prabowo Subianto adalah sosok yang tegas dan berani, serta didukung dengan penampilannya yang berwibawa dan juga memiliki visi dan misi yang jelas. Banyak dari Warga Negara Indonesia yang sangat mengharapkan memiliki pemimpin yang berani dan tegas. Di sisi lain pada pasangan urut nomor 2, sosok Joko Widodo sudah sangat dikenal oleh banyak orang dengan gaya blusukannya yang khas dan merakyat. Selain itu, dirinya juga sudah sangat berpengalaman di pemerintahan, yaitu pernah menjadi Walikota Solo dan Gubernur Jakarta. Memiliki pemimpin yang merakyat dan bepengalaman adalah impian dari masyarakat Indonesia.

Jumat, 06 Juni 2014

ARTIKEL A, AN DAN THE

Article
Meaning (makna)
Pemakaian
A atau An
General idea (bermakna umum dan tidak spesifik)
1. Digunakan ketika benda tersebut ada banyak, dan anda tidak mengetahui benda yang mana yang dimaksud dan tentunya benda yg dimaksud tersebut hanya satu/tunggal tetapi anda tidak mengetahui yang mana benda tersebut.

Contoh: Andy will bring a book tomorrow (Andy akan membawa sebuah buku besok). Pada contoh ini kita mengetahui bahwa Andy akan membawa sebuah buku, dan kita tidak mengetahu sebuah buku yang mana yang akan dia bawa.

2. Digunakan ketika benda tersebut banyak (ada banyak benda) dan anda tidak peduli benda yang mana yang anda maksud. (hehe agak bingung ya.. perhatikan contoh di bawah ini untuk memahaminya!)

Contoh: An Artist must have good behavior. (Seorang artis harus mempunya tingkah laku yang baik).

Pada contoh ini kita hanya menyebutkan “an artist” berarti hanya “satu artis”, dan kita ketahui di dunia ini ada banyak artis, dan anda hanya menyebutkan “an artist” karena anda tidak peduli artis yang mana yang anda maksud. Kembali lagi ke makna artikelnya yang tidak spesifik atau masih general (umum).


2. Perbedaan pemakaian A dan AN
A dan AN
AN
AN  digunakan di depan kata benda tunggal yang dimulai dengan huruf/bunyi vocal (a,i,u,e,o)
A
A digunakan di depan kata benda tunggal yang dimulai dengan huruf atau bunyi konsonan.
Hati-hati dengan kata benda tunggal yang dimulai dengan huruh “H” dan  “U”

Penjelasan;

A digunakan di depan kata-kata yang dimulai dan berbunyi huruf konsonan, seperti b, c, d, g, p,dst.
Contoh:  a book, a chair, a table.

An digunakan di depan kata-kata yang dimulai dengan huruf/bunyi vokal seperti a, e, i, o, atau u. Misalnya: an apple, an orange, an egg,  an umbrella. 

An juga bisa digunakan di depan kata-kata yang dimulai dengan huruf “h” tetapi huruf “h” tersebut berbunyi “a” misalnya : kata “hour, honest dll” jadi kita tidak boleh membuat “a hour” tetapi “an hour” yang artinya “sejam”, “an honest man” bukan  “a honest man” yang artinya “seorang laki-laki yang jujur”.

Selain “h”, “u” juga perlu diperhatikan, walau huruf pertama dari kata tersebut “u” tetapi tidak selalu menggunakan artikel “an”. Jika “u” pada kata tersbut tidak berbunyi vocal melainkan konsonan maka artikelnya adalah “a”. 

Contoh: “a university” bukan  “an university”

Karena “u” pada kata tersebut berbunyi “Ju:” berbeda dengan “umbrella” yang berbunyi “^m’brelə” oleh karena itu kita harus menggunakan “an” yaitu mennjadi “an umbrella”.

II. Artikel THE

Artikel THE dalam bahasa Inggris disebut juga DEFINITE Article. Definite berarti pasti/tentu/jelas. Artikel ini digunakan untuk sesuatu yang khusus atau spesifik.

Contoh: 
open the door!
Cut the cake!
I love the girl.

Pada contoh kalimat di atas, artikel THE menunjukan bahwa benda itu spesifik, baik pembicara dan lawan bicara sudah mengetahui benda yang dimaksud. Jika mengatakan “close the door!” berarti pembicara dan lawan bicara sudah mengetahui pintu yang mana yang harus ditutup. “cut the cake!” berarti sudah mengetahui kue mana yang harus dipotong. 

Catatan: Artikel THE juga bisa diletakan  sebelum kata benda jamak (Plural nouns), misalnya: The students, the books, the cars. 


Countable Nouns dan Uncountable Nouns

           1.  Countable Nouns (Benda yang dapat dihitung)
a.       Benda tersebut bisa dihitung secara langsung, misalnya ‘pen”.  Kita bisa mengatakan 1 pen, 2 pens, 3 pens.
b.      Benda tersebut dapat dibuat jamak atau menjadi plural noun.
c.       Dapat ditambahkan artikel "a" ataupun "an".
Contoh Countable Nouns:
•             Pen
•             Book
•             Table, dst.

Kata “pen” bisa kita katakan “a pen” (singular)  dan juga bisa dirubah menjadi “pens” (plural). Bila countable noun tersebut singular, maka harus memakai artikel “a/an/the”.
Contoh:
I have a pen.
My mother has an apple.
They have one book.


2.       2. Uncountable Nouns (benda yang tidak dapat dihitung)
Benda yang  tidak dapat dihitung  mempunyai ciri2 antara lain:
a.       Benda yang tidak dapat dihitung tidak bisa kita hitung secara langsung. Misalanya “water”, tidak bisa menjadi “1 water, 2 water, 3 water’.
b.      Biasanya benda ini tidak bisa dibuat jamak.
c.       Tidak bisa ditambahkan artikel “a” ataupun “an”.
Contoh Uncountable Nouns:
•             Water (air)
•             Salt (garam)
•             Sugar (gula)
•             Oil (minyak)
•             Sand (pasir)
•             Pepper (merica)
•             Pudding, dst
kata benda yang tidak dapat dihitung sering menunjuk pada benda-benda yang sifatnya tidak sendiri, dan abstrak. Sebagai contoh sugar (gula) bukan merupakan benda yang sifatnya sendiri, nasi ditemukan dalam kumpulan dari ratusan biji-biji kecil. Love (cinta) dan sadness (kesedihan) adalah hal yang abstrak, tidak memiliki wujud fisik.

CASH AND ACCRUAL BASIS


Cash basis accounting
Cash basis accounting recognizes revenue and expenses when cash is received or paid
 
Under cash basis accounting
Revenue recognition: when cash is received
Expense recognition: when cash is paid
  
Accrual basis accounting
Accrual basis accounting recognizes revenue and expenses when services are delivered or received

Under accrual basis accounting
Revenue recognition: when revenue is earned
Expense recognition: when related revenue is recognized
  


Sumber : http://accountingstudy.com/accounting-courses/financial-accounting-terms-dictionary/accrual-basis-accounting-terms.htm

PROSES AKUNTANSI MANUAL

Jika proses ini, benar-benar manual, menggunakan buku tulis dan pena, ini akan menjadi proses yang benar-benar tidak mudah. Perusahaan akan membutuhkan banyak karyawan di bagian akuntansi dan itupun, mereka harus benar-benar teliti dan telaten. Bersyukur sekarang, ada spreadsheet Excel yang mempermudah proses manual. Artinya sekalipun perusahaan belum menerapkan sistem informasi akuntansi, proses manual sudah sangat terbantu dengan adanya spreadsheet excel. 

Rabu, 28 Mei 2014

SOMETHING WE SHOULD OR SHOULDN'T AND CAN OR CAN'T





1.    LIBRARY
-          You are supposed to use your library card in the library
-          You aren’t expected to make some noise in the library
-          You are allowed to read a book in the library
-          You aren’t permitted to smoke in the library


2.    MUSEUM
-          You are expected to ask something that you don’t know in the museum
-          You aren’t supposed to be noisy in the museum
-          You are permitted to take a picture in the museum
-          You aren’t allowed to eat in the museum

3.    RESTAURANT
-          You are supposed to pay the bill when the bill comes
-          You aren’t expected to pay a service charge if the service was poor
-          You are allowed to book a table at restaurant
-          You aren’t permitted to get a dish if you haven’t order yet

4.    TRAM
-          You are expected to validate your ticket before boarding any tram
-          You aren’t supposed to enter a road, lane, or other route reserved for trams
-          You are permitted to travel free by tram on the weekend
-          You aren’t allowed to buy tickets on the tram

5.    PARK
-          You are supposed to keep a park clean and green
-          You aren’t expected to throw a litter in the park
-          You are allowed to walk, run, and bike around the park
-          You aren’t permitted to cut down trees in the park




Minggu, 27 April 2014

ARTICLES



I.                    In the following sentences supply the articles (a, an or the) if they are necessary. If no article is necessary, write Ø.
1.       Jason’s father bought him the bicycle that he had wanted for his birthday.
2.       The Statue of Liberty was a gift of friendship from Ø France to the United States.
3.       Rita is studying Ø English and Ø math this semester.
4.       The judged asked the witness to tell the truth.
5.       Please give me a cup of Ø  coffee with Ø cream and Ø sugar.
6.       The big books on the table are for my history class.
7.       When you go to the store, please buy a bottle of Ø chocolate milk and a dozen oranges.
8.       There are only a few seats left for Ø tonight’s musical at the University.
9.       John and Mercy went to Ø school yesterday and then studied in the library before returning home.
10.   What did you eat for Ø breakfast this morning?

II.                  Fill in the blanks with the appropriate form of other.
1.       This pen isn’t working. Please give me another
2.       If you’re still thirsty, I’ll make the other pot of coffee.
3.       This dictionary has a page missing. Please give me the other one
4.       He doesn’t need those books. He needs the other ones
5.       There are thirty people in the room. Twenty are from Latin America and the other are from other countries.
6.       Six people are in the store. Two were buying meat. Other was looking at magazines. Another was eating a candy bar. The other were walking around looking for more food.
7.       This glass of milk is sour. Another glass of milk is sour too.
8.       The army was practicing its drills. One group was doing artillery practice. Other was marching; another was at attention; and the other was practicing combat tactics.
9.       There are seven students from Japan. Other are from Iran, and the other are from other places.
10.   We looked at cars today. The first two we far too expensive, but the other ones were reasonably priced.

©MISTIN HERAWATI - Powered ByBlogger Thanks to Blogger Templates | punta cana dominican republic